The Arrival in Makyou Town

Angin bertiup cukup kencang menyambut kedatangan Kitano Homura di kota Makyou, kota yang baru saja hancur akibat perang. Dengan jubah yang agak usang, Kitano terus melangkah mencari peradaban.

Sambil menggenggam pedang Kurogane-nya, Kitano mencoba untuk menjadi lebih waspada meski dia juga agak menyantaikan dirinya. Walau sudah biasa bertualang, baru kali ini Kitano melihat kota yang benar-benar terlantar dan hancur. Debu sedikit bertiup di perbatasan, dan Kitano terpaksa mengerudungi kepalanya.

Kitano terus melangkah ke arah timur kota Makyou...

Sakura terus melangkah setelah dia menemukan dirinya sendiri berada di kota Makyou yang terlantar dan terasingi ini. Dia mencoba untuk mencari orang-orang atau warga yang mungkin tinggal disini. Memakai baju gothic-lolita memang sulit, tapi itulah satu-satunya pakaian yang dikenakan Sakura, sambil berbalut jubah.

Kaki Sakura terus melangkah ke arah barat, sambil menyiapkan Quarta Village Handmade Musket-nya untuk berjaga. Dia sedikit kesal juga kenapa dia harus terperangkap di dimensi yang tidak pernah ia ketahui...

Ryuu sedikit gelisah. Ya, dia benar-benar berhasil kabur dari dimensi Niumai. Berkat bantuan dari Koume, sang penyihir yang menawarkannya kekuatan berpindah dimensi. Jelas dia adalah bekas kriminal Niumai yang kabur dari penjara, tapi dia juga lega karena dia bisa keluar dari balik jeruji penjara tersebut.

Dia terus melangkah ke timur mencari tempat untuk berteduh.

Miyuki terkejut dalam hati melihat dirinya sampai di dimensi lain, sebuah kota terlantar yang hancur akibat perang. Miyuki pun mencoba untuk mencari para warga yang mungkin dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai keadaan sebenarnya di kota ini.

Dead Scythenya tersimpan dalam sihir di tangannya, sambil mengandalkan keberuntungan apabila dia diserang. Dia terus melangkah ke barat, sambil bersyukur telah menolong wanita yang memberinya kalung di lehernya.

Arisa terdiam melihat kota Makyou, kota yang begitu hancur disebabkan perang. Ia menghela nafas pelan, ia berjalan pergi mencari orang-orang. Ia harap ia bisa bertemu dengan seseorang.

Memakai kimono seperti ini lumayan berat, Arisa hanya melangkah tak tau arah, ia melangkahkan kakinya ke arah barat secara asal, ia harap ia bisa bertemu seseorang nantinya.

Kousuke memang telah sampai, di sebuah dimensi yang sama sekali yang ia tidak diketahui dan keadaannya parah. Kota yang hancur akibat perang, mengerikan. Angin bergerak kencang, memberi kelebihan untuk Kousuke.

Lantaran lapar dan haus, Kousuke mencoba mencari pertolongan sambil menyiapkan pedang Kazeyomi-nya untuk berjaga. Dia terus melangkah ke arah barat, walau dia sendiri tidak tahu dia akan menemukan apa...

Hajime hampir kehabisan darah. Emosinya bercampur dengan rasa shock melihat gadis yang ia cintai dibunuh, dan membalas dendam begitu saja kepada tunangannya. Dia mulai letih, taring dan kuku panjangnya begitu payah di siang hari.

Dia melangkah ke arah timur untuk mencari pertolongan, sekaligus menemukan 'E' untuknya agar dia bisa tetap hidup...

Hazuki terdiam. Ya, diam. Sambil mengenakan pakaian serba hitam, Hazuki menggunakan koordinat GPS yang entah kenapa terprogram untuknya. Mengingat kondisi yang kurang memungkinkan di barat, Hazuki melangkahkan kakinya ke arah timur.

Apa yang ada di pikiran Hazuki masih kurang jelas, tapi yang pasti dia mengenang professor yang paling ia sayang...

Ketika Kako menginjakkan kakinya di kota Makyou, sebuah kota yang hancur akibat perang, perasaannya agak aneh. Ya, dia malah bisa ga hidup dengan baik karena disini saja belum tentu ada para warga yang bisa ia curi hartanya. Karena itu, Kako memutuskan untuk berhenti mencuri...

Di saat dia tidak tahu mau berbuat apa, dia tak sadar berjalan ke arah timur. Apa yang ia pikirkan?

Sojiro masih memegang Lucifer pemberian dirinya yang asli saat dia tiba di kota Makyou. Instingnya cukup peka sehingga dia bisa berjaga-jaga dengan mudah melalui instingnya. Dia memang bisa merasakan keberadaan manusia walau itu sangat kecil kemungkinannya...

Dengan asal Sojiro pergi ke barat, mengikuti instingnya tanpa tahu dia akan dibawa kemana.

Irina, telah cukup belajar banyak dari Souji. Sudah saatnya baginya untuk hidup sendiri, tapi dia heran kenapa dia bisa sampai di kota Makyou, kota terlantar dan hancur akibat perang. Dia mencoba untuk melacak keberadaan orang-orang...

Dia mulai mengarah ke barat, mungkin ada warga yang ia pikir membutuhkan pertolongannya.

Akane memulai perjalanannya secara mandiri, walau dia harus terdampar di kota bekas perang bernama Makyou. Meski begitu, dia tahu dan berharap bahwa dia bisa kembali melakukan hobinya (hunting barang imut). Sambil menggengam erat kuncinya dia berjalan.

Berjalan terus menerus ke timur mencari tempat untuk berlindung dan tinggal...

Tak disangka oleh Mirei bahwa dia benar-benar berpindah dimensi. Sambil terkagum campur keheranan, dia menelusuri kota Makyou yang kalian semua sudah tahu bahwa kota ini hancur akibat perang...

Masih mengenakan seragam sekolahnya, untung Mirei membawa naginata sehingga dia bisa bersiap apabila ada gangguan nanti. Dia berjalan ke arah barat untuk mencari tempat baru untuk berlindung.

Kazune sampai di dimensi baru, dan sempat tak percaya bahwa ia benar-benar berpindah dimensi. Sebenarnya bisa saja ia berpindah dimensi sendiri dengan sihir, tapi berkat liontin tersebut hal itu benar-benar terwujud.

Sambil menyiapkan Garnet Rodnya, ia berjaga agar tidak terserang sambil pergi ke arah timur untuk mencari tempat tinggal yang baru.

Chi hampir kehabisan nafas, tapi dia berhasil melarikan diri dari kejaran para sekuriti akademi. Sambil memegang erat buku alkimia Blumenblatt-nya, ia menghembuskan nafas lega. Dia memang benar-benar di kondisi yang sangat mendesak.

Sambil pergi ke arah barat, Chi membuka beberapa halaman buku untuk siap melancarkan serangan kepada orang yang mengganggunya.

Sedikit kaget, Yousuke menyadari bahwa dia tidak bisa kembali dengan cara yang sama. Dia pun terpaksa mengembara mencari tempat tinggal baru sambil membawa pistol yang entah kenapa ia temukan di sebuah kardus dekat kakinya. Beruntung juga.

Dia pergi ke timur secara asal berharap ada tempat tinggal sehingga dia bisa menjadi lebih tenang.

Takuto benar-benar kurang percaya melihat dirinya benar-benar berpindah dimensi. Tapi ia tetap tenang dan memutuskan untuk menelusuri tempat yang tidak ia kenal itu, kota bekas perang Makyou. Untung saja dia membawa pisau lempar buatannya.

Dia pergi ke barat untuk mencari bantuan dan tempat tinggal agar ia dapat tetap hidup.

Suzaku sedikit gembira karena dia berhasil bebas dari belenggu sang ayah. Tapi sedikit khawatir karena dia benar-benar meninggalkan keluarganya, dan lagi dia berada di kota yang hancur, yakni Makyou. Kelihatannya akibat perang.

Untung-untungan, Suzaku membawa tombaknya. Padahal dia sering kurang beruntung. Dia pun pergi ke barat mencari tempat tinggal baru.

Miu sangat bersyukur, ia bisa bebas dari ibunya yang sadis. Ia menggenggam erat staff yang ayahnya berikan secara tidak langsung kepadanya, bisa dibilang Miu diberi dan ia mengambilnya tanpa perkataan. Ia beruntung, menghela nafas lega karena bisa bebas dari ibunya dan membawa senjata.

Miu melangkah ke arah barat, yakin. Ia akan menemukan tempat tinggal baru di kota ini. Kota Makyou.

Daichi masih sedih. Ya, bayaran yang cukup menyedihkan tersebut memisahkan dirinya dengan adiknya yang pasti telah lupa akan sang kakak. Tapi Daichi harus tegar. Dia terus berjalan, dan entah kenapa dia diberi suntikan besar oleh sang Witch sebelum ia pergi.

Dia pergi ke timur, mencari rumah baru baginya. Mungkin ia bisa mencari teman baru.

Hana diam seperti biasanya. Dia mengantongi sebuah notepad untuk 'berbicara' nanti. Dia juga membawa rod pemberian iblis yang telah ia jadikan kekuatannya sebagai Necromancer. Dia tetap waspada, walau wajahnya tidak menunjukkan ekspresi tersebut.

Dia pergi ke barat mencari tempat baru untuk ia tinggal.

Risa bersumpah tidak akan pernah lagi kembali ke rumahnya. Sambil mengenakan penutup mata berupa mawar putih, sulit baginya untuk melihat hanya dengan satu mata saja. Di tangannya, masih tersimpan boneka-boneka yang disegel lewat sihir.

Perlahan Risa pergi ke barat untuk mencari tempat tinggal, teman dan lembaran baru bagi hidupnya.